Tentang Cinta??..... (6)

DISCLAIMER: [Tulisan ini menurut pendapat saya pribadi, yang terdapat banyak kesalahan didalamnya, jangan percaya tulisan saya]


Assalamu'alaikum my brooo xD

Setelah beberapa hari yang cukup membuat lapar, alhamdulillah saya masih hidup sekarang wkwk

OKEH, jika pada pembahasan part sebelumnya kita mengklasifikasikan hati sebagai indra manusia. Mungkin timbul pertanyaan dalam benak kita..
Apakah hati sama dengan pikiran atau beda?
Apakah hati sama dengan akal?
Jika memang beda, bukankah keluar dari otak pikiran kita?
dan lain-lain..

Jika anda merasakan bahwa kata hati anda juga sesuatu hal yang keluar dari otak anda, hal tersebut tidak ada salahnya. Misalnya:
Kulit tangan terkena air panas, responnya yaitu akan kaget atau menarik tangan tersebut, menggoyang-goyangkan tangan dan lain2.
Organ apa yang memberi perintah untuk merespon? Lalu apakah bisa dibilang bahwa otak sama dengan kulit? Atau hanya terintegrasi?

Ketika melihat yang silau-silau, responnya yaitu mata akan otomatis menutup kelopak (sipit) atau kita cegah dengan tangan agar cahaya tidak masuk ke mata kita. Siapa atau apa yang menyuruh kita untuk menutup mata? Apakah bisa dibilang otak sama dengan mata? Atau hanya sebatas terintegrasi?
dan contoh lainnya

Ya inti paragraf tersebut yaitu, otak merupakan terminal semua panca indra. Merespon semua yang diterima indra manusia.
Terdapat integrasi sistem didalam tubuh kita antara otak-indra-otot.

Jika otak berperan sebagai pusat kendali, dimana kendali tubuh merupakan bentuk respon, maka
Respon positif apabila yang diterima merupakan sebuah kenikmatan,
dan respon negatif apabila yang diterima sebuah kesakitan.

Lantas jika hati merasakan nikmat, maka perilaku dan tindakan kita akan sangat positif. Seringkali disebut dengan good mood. Sadar atau tidak, ketika suasana hati sedang baik, maka kita akan sangat senang melakukan segala hal. Pun dengan sebaliknya, saat badmood menjadi mudah marah.

Jika pada part sebelumnya kita membahas kenikmatan hati yang sejati dan yang palsu, maka mungkin anda bisa menyadari mengapa ada orang yang menyiksa, menyakiti bahkan merugikan orang lain dan mereka merasakan nikmat dihatinya. Rasa nikmat memberikan kesenangan dan kebahagiaan.

Yup, karena rasa senang melakukan keburukan berakar dari respon hati yang salah dalam menerima peng-indraan, a.k.a hati yang sedang sakit.

Selanjutnya, jika kita sering melihat berita tentang maraknya kasus kejahatan-kejahatan yang merajalela.
Siapa yang pantas disalahkan disitu?
Ada kata-kata bijak yaitu..
"Yang harus dibenci dan disalahkan itu perbuatannya, bukan orangnya"

Lantas bagaimana cara melakukan hal tersebut? bagaimana cara membenci perbuatannya? tanpa membenci orang or pelakunya?

Terkadang yang muncul dalam pikiran kita, "aku benci mencuri, aku benci membunuh" tapi apakah kalimat tersebut bisa sampai ke hati?
bukankah itu yang kita inginkan? tapi baru berputar disekitar lisan, bibir, mulut dan bingung bagaimana menyerapnya ke dalam hati? Sedangkan hati kita belum bisa menerima benci pada tindakan.

Jika anda sudah dapat membenci perbuatannya tanpa membenci orangnya, ANDA HEBAT!!

Mari kita kembali pada paragraf awal, jika perbuatan seseorang adalah buah respon negatif dari otak.
dan Respon negatif otak adalah buah dari peng-indraan. Dan pada kasus tersebut, hati yang memiliki peran besar dalam tindakan.

Bukankah tubuhnya, tangannya, kakinya dan mulutnya tidak memiliki kuasa untuk menolak perintah dari otak dan pemikirannya?
Pun dengan otak, Bukankah otak tidak kuasa untuk tidak menerima peng-indraan dari hati?
Seperti halnya apakah anda bisa mengatur level penciuman, penglihatan dan perabaan anda? Sehingga tubuh anda tidak memberikan respon ketika anda memegang besi panas dan merasa biasa saja? Tentu TIDAK BISA!

Otak akan menerima seluruh peng-indraan tersebut!
Sehingga, DIRI sang pelaku kejahatan tersebut tidak berhak untuk dibenci.
karena DIRI nya pun tidak sanggup menahan perintah otak dan hatinya untuk tidak melakukan kejahatan.

dan terkadang, dirinya lah yang menjadi kambing hitam atas Hati dan pikirannya.

Lantas, apa untungnya bagi kita dengan membenci perbuatannya? dan tidak membenci orangnya?

Menurut saya, jika kita sudah bisa untuk menyerap makna membenci perbuatan jahat tanpa membenci orangnya kedalam hati.

Maka, SELAMAT! anda memiliki salah satu indikator hati yang sehat!

Saya tidak banyak membahas hati yang sakit, karena saya yakin kalian tahu apa saja yang termasuk penyakit hati!

Jika kita membahas tentang kebencian, maka tentu ada lawannya.
Lawan dari BENCI adalah CINTA
Tidak membenci bukan berarti anda mencinta
pun tidak mencinta bukan berarti anda membenci

Adakalanya tidak membenci dan tidak mencinta lebih nikmat dibanding mencinta (a.k.a Netral)
Saya tidak meminta anda untuk mencintai orang yang telah berbuat jahat, namun tidak membencinya merupakan hal yang lebih bijaksana.

Jika kita tahu benci adalah buah dari tidak sehat nya hati, lantas cinta adalah buah dari sehatnya hati.
Sekarang pertanyaannya, bagaimana bisa kita merasakan cinta?

Mari kita coba rasakan dan nikmati dengan definisi masing-masing~

Jangan lupa beri saya masukan yah! Karena saya juga ingin belajar dari kalian XD

Wassalamu'alaikum~

Komentar