Tentang Cinta??..... (2)


DISCLAIMER: [Tulisan ini menurut pendapat saya pribadi, yang terdapat banyak kesalahan didalamnya]

Assalamu'alaikum, hehehe xD

Alhamdulillah dapet kesempatan buat nulis lagi, lanjutlagi yokk masih seputar CINTA ahahaha

Ada beberapa hal yang mungkin ingin saya sharing karena menurut saya ini logika yang sangat sangat sangat masuk akal bagi saya. Jujur sebagai seorang mahasiswa, banyak sekali dinamika kehidupan yang saya dapatkan disini pun begitu juga dengan teman-teman yg membaca disini... tp disinilah saya ingin berbagi pengalaman saya

Sejak saya SD sampai kuliah saya selalu mendapati ada orang yang menyepelekan sholat dan segala macam ibadahnya... baik orang-orang yang dekat dengan saya maupun yg tidak dekat, 

Saya ambil suatu kisah ketika saya masih menjadi Mahasiswa Baru. Suatu hari ketika saya sedang selesai kuliah dan waktu sudah menunjukkan waktu untuk sholat saya mengajak satu orang teman saya (yg notabene nya dekat dengan saya)
"Cok sholat yok"
"nitip-nitip wkwkwkwk"
"palalu, ayoo"
"udehh gua nitip sama lu"
"mana bisa kaya gitu lontong"
"yaudah gua mau nanya nih sama lu, kenapa kita harus sholat?"
"..........."

JENG.. JENG.. JENG.. aku terdiam, saat itu aku masih polos sehingga prinsipku yaitu mengejar surga dan takut neraka. Bets, langsung saja ku jawab pertanyaan temanku..

"ya biar gamasuk neraka"
"kenapa sih harus ngajak orang buat sholat dengan hal-hal yang mengancam kayak gitu?"
".........."

LAGI LAGI, aku terdiam.. baru terbelesit juga dalam benakku bahwa tidak semua orang terpengaruh dengan ancaman seperti itu. Mungkin bagiku itu hal yg menakutkan, tp bagi sebagian yg lain? Belum tentu. Oke saya jawab lagi

"Yaa biar masuk surga lah!" Tuturku
"gaada alasan lain gitu?" jawabnya
"........" aku terdiam, jujur aku baru pertama kali bertemu dengan orang yang mengkritisi ibadah. Karena selama ini yg aku dapati yaitu orang-orang yg enggan beribadah karena MALAS. Bukan karena esensi..

akhirnya ku jawab "IYEEE, AYO SHOLAT!" agar pembicaraaan kami selesai dan segera sholat, namun dia tentu sangat tidak puas.
"esensinya sholat apa sih?"
"yaa biar dapet pahala" jawab ku dengan polos, lagi.
"lu tau darimana lu dapet pahala klo sholat" jawabnya
"......."
"Gua gabakal sholat sampe gua tau kenapa gua harus sholat" jawabnya.

Kukira saat itu dia hanya menggertak saja, namun ternyata dia tetap tidak sholat hingga waktu yg sangat lama. Awalnya aku pikir dia hanya bercanda namun ternyata tidak.

Jujur hal sangat membuatku terpukul "apakah gara2 saya tidak bisa menjawab pertanyaan dia shg dia tidak sholat? Apa yg telah ku perbuat? megnapa aku tidak bisa menjawab pertanyaan dia?"

hatiku hancur, aku sedih.. karena memang sejak kecil hingga saat itu aku beribadah hanya berlandaskan Sami'na wa Atho'na, Apa yg diperintahkan itu yg kami kerjakan.

saya pikir landasan tersebut bagus, tapi saya pikir saya bisa semakin semangat beribadah jika menambahkan landasan saya.

Sehingga saya merasa bahwa saya harus mencari esensi dari ibadah itu sendiri, bahkan banyak sekali pertanyaan-pertanyaan dari lingkungan disekitar saya seperti

"Kenapa muslim wajib sholat? Emang klo kalian ga sholat kenapa? Berarti Allah butuh hambanya ya buat sholat" Kata seseorang.
ada yg menjawab "yang butuh sholat itu manusia"
"kenapa butuh?"
"ya karena kami ingin surga, takut neraka"

Cukup sampai jawaban "ingin surga, masuk neraka" jawaban yang menurut saya kurang powerfull untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan seperti ini.

Yang mereka tanyakan bersifat substansi dan esensi, kenapa harus menjawab dengan jawaban yang bersifat materi.

Hal tersebut mendorong saya, dan membuat saya juga bertanya-tanya "Kenapa ya saya harus sholat?"
ya memang saya pengen surga dan takut neraka namun, alasan tersebut seperti alasan yang tidak bisa masuk kedalam hati saya. sama skali tidak ada emosi didalamnya

karena iming-iming berupa materi, menurut saya mengejar materi tersebut menumbuhkan semangat yang lemah, tidak terdapat emosi didalamnya. Hal tersebut karena saya menganggap surga dan neraka itu sifatnya individualistis. Jika saya masuk surga saya hanya akan membahagiakan diri saya dan jika saya dineraka pun hanya saya yang merasakaan pernderitaan saya.

Ketiadaan emosi tersebut menurut saya menyebabkan rendahnya motivasi yg tumbuh dalam hati banyak manusia untuk beribadah.

Berbeda dengan pengejaran materi/uang di dunia, karena menurut saya mengejar harta di Dunia itu melibatkan emosi yaitu kepuasan mendapatkan status sosial yang tinggi karena memiliki harta or jabatan.

Maka dari itu, saya pikir alasan mengapa lebih banyak orang-orang yang mengejar harta daripada surga yaitu karena perbedaan kadar sentuhan emosi. Mengejar Dunia lebih melibatkan emosi daripada mengejar surga.

Manusia mengejar Kebahagiaan.

Lantas?

Saya pun berfikir, bagaimana caranya mengejar surga dengan melibatkan emosi? apakah selama ini saya salah dalam mengejar surga? mengejar kebahagiaan?

jika dalam pengejaran kebahagiaan memiliki struktur
Saya Mengejar Surga => S P O
apakah ada yang salah dalam subjek? predikat? atau objek?

akhirnya saya menganggap surga adalah TEMPAT. Bukan kebahagiaan yang sebenarnya.
Surga adalah Suatu objek yang dipercaya berbentuk ruang yang memberikan kenikmatan-kenikmatan diluar akal.

Dari situ saya berfikir kembali.. Jika surga adalah TEMPATnya. lantas siapa yang memberikan kebahagiaan tersebut?

Tentu yang memberikan kebahagiaan adalah Allah Azza wa Jalla. Sehingga saya mendapati bahwa sesungguhnya yang harus saya kejar yaitu Allah. Dengan ber-mindset mengejar Allah maka saya merasakan bahwa terdapat sentuhan emosi luar biasa yang menumbuhkan gejolak semangat membara didalam jiwa.

Berdasarkan hal tersebut saya menyadari bahwa sangat disayangkan jika mengejar surga sebatas hanya ingin kenikmatan-kenikmatan duniawi. Karena ada kenikmatan lain yang tidak bersifat duniawi yaitu bertemu ALLAH. 


Sehingga keinginan bertemu Allah menjadi motivasi untuk mengejar surga.

YA EMOSI NYA SANGAT KUAT DISINI. AKAN SAYA TERUSKAN DI BAGIAN 3 HAHA

Komentar